Tren Fashion Pria Tahun 70-an yang Anti Mati Gaya
- admin3
- 0
Fashion masa 1970-an konsisten jadi sorotan dan jadi inspirasi bagi banyak pecinta mode di beraneka belahan dunia sampai pas ini. Mulai berasal dari desainer merek kondang seperti Gucci, sampai artis kenamaan seperti BTS termasuk keluar lebih dari satu kali mengadopsi rancangan fashion 70-an. Perkembangan peristiwa dan budaya pada pas itu merubah tren mode untuk tetap berubah dan miliki range yang luas, jadi berasal dari setelan formal seperti kemeja dan jas, sampai type hippie dan punk yang lebih bebas dan ekspresif.
Yuk, review enam tren mode pria tahun 70-an yang bisa anda jadikan sebagai inspirasi biar gak mati type dan makin lama estetik, selain itu kami juga akan memberikan rekomendasi pilihan situs judi online terbaik di link joker123
1. Kerah lebar dan warna yang beragam
Fashion pria di tahun 70-an tidak bisa dipisahkan berasal dari tren kerah lebar pada tiap tiap pakaiannya. Baik itu jas, blazer, kemeja, sampai kardigan, semua dilengkapi dengan kerah yang lebar. Mungkin tren ini udah banyak ditinggalkan pas ini, tapi anda bisa lihat segi unik dan out-of-the-box berasal dari tren ini.
Selain itu, berasal dari aspek warna, memang benar bahwa tren tahun 70-an sama dengan warna- warna cerah dan motif yang beraneka ragam, seperti kemeja motif bunga yang terlampau populer. Pada fashion wanita, warna seperti merah, biru, atau hijau kerap dijumpai di masa ini, tapi untuk pria tetap tersedia palet spesifik yang jadi acuan mode. Nuansa cokelat, krem, hitam, putih, dan abu-abu jadi pilihan yang cukup kondang pada masa itu.
2. Celana cutbray (bell bottom)
Salah satu tren mode berasal dari masa 70-an yang tidak bisa dilewatkan dan paling gampang diingat adalah celana cutbray atau disebut dengan bell bottom. Disebut bell bottom atau celana lonceng adalah dikarenakan bentuknya yang sempit di anggota paha dan melebar di anggota lutut ke bawah, serupa dengan bentuk lonceng. Jika anda inginkan bergaya dengan rancangan tahun 1970-an, maka anda wajib mengfungsikan celana cutbray ini.
Celana bell bottom awalannya berasal berasal dari seragam Angkatan Laut AS, dan sejak tahun 1960-an dan seterusnya, celana ini jadi keliru satu item fashion yang mewakili budaya hippie, seperti halnya kemeja bermotif bunga. Pada masa itu, celana cutbray (bell bottom) ini jadi tren bukan hanya di kalangan pria saja, tapi wanita juga.
Baca juga:
Gaya Fashion Wanita untuk Berbagai Acara: Dari Kasual hingga Formal
Rekomendasi Fashion Item Pria untuk Bergaya Streetwear
3. Turtleneck atau roll neck
Pada masa 70-an, tren turtleneck atau roll neck jadi terlampau kondang di dunia fashion. Gaya ini secara spesifik mencerminkan motivasi dan estetika masa itu. Turtleneck adalah model kemeja atau sweter dengan leher yang tinggi dan pas, seringkali dengan bahan yang elastis seperti wol atau sutra. Pada pas itu, turtleneck jadi pilihan mode yang kerap dikenakan oleh beraneka kalangan, berasal dari seniman sampai musisi terkenal.
Turtleneck dipandang sebagai simbol type yang keren dan revolusioner. Banyak ikon mode seperti Audrey Hepburn dan Steve McQueen keluar mengenakan turtleneck dengan type yang menonjolkan keanggunan dan keleluasaan. Pria mengadopsi tren ini dengan mencampurkan turtleneck dengan celana panjang, dan juga mengenakan aksesori seperti kalung panjang. Terkadang dikombinasikan termasuk dengan blazer atau jaket kulit, memberikan tampilan yang chic dan terkesan retro.
4. Pakaian yang gender-neutral
Jika gerakan feminis di masa 70-an merubah para wanita untuk mengadopsi pakaian pria yang cenderung maskulin, maka perihal tersebut pun merubah para pria untuk jadi lebih terbuka dan bebas berekspresi, terlebih untuk pakaian informal. Mereka jadi memilih mode yang tidak terlampau maskulin, yang terkesan bisa dikenakan oleh pria maupun wanita. Hal ini termasuk merupakan keliru satu bentuk berasal dari gerakan kesetaraan gender.
Kaos ketat, celana jeans, kemeja, dan sweater, dipakai oleh pria dan wanita di masa itu. Bahkan, para pria yang bertubuh kurus lebih kerap mengfungsikan pakaian wanita daripada pakaian pria. Tren ini pasti terlampau relevan dengan zaman sekarang yang lebih moderen dan lebih menjunjung tinggi kesetaraan gender dan kebebasan untuk berekspresi. Jadi, anda tidak wajib risau untuk tampil berani dengan rancangan fashion tahun 70-an.
5. Fashion disko yang berkilau
Satu ulang tren mode 70-an yang paling kondang dan masih lekat diingatan sampai sekarang adalah pakaian disko yang glamour dan mencolok. Tren ini keluar dikarenakan para pria di masa itu terlampau menyukai lantai dansa dan bar yang trendi. Mereka menciptakan pakaian yang unik, berwarna cerah dan berkilauan, sampai kelanjutannya disukai oleh banyak orang dan banyak dijual di sekitar kota.
Kamu bisa recreate mode ini dengan langkah mencampurkan celana cutbray dengan kemeja sutera yang miliki kerah dan lengan lebar, lalu dilapisi dengan rompi tanpa lengan. Agar makin lama lengkap, tambahkan kacamata besar, ikat pinggang kulit, sepatu boat atau pantofel yang mengkilap dan jam tangan. Jika tidak puas Mengenakan rompi, anda bisa mengfungsikan kemeja bermotif bunga, atau motif apa pun asalkan warnanya cerah dan berbahan sutera yang mengkilap.
6. Gaya hippies atau punk yang ekspresif
Budaya hippie yang dibawa berasal dari akhir tahun 1960an sampai 1970an awal, pasti turut andil dalam pertumbuhan mode pada masa itu. Tidak sampai di situ saja, pada pertengahan tahun 1970-an keluar budaya punk yang hampir serupa dengan budaya hippie. Sama- serupa diperkenalkan melalui musik, mereka yang menganut budaya ini inginkan tunjukkan ekspresi perlawanan pada lebih dari satu isu yang pas itu cukup besar. Dalam perihal fashion, budaya hippie dan punk inginkan menentang budaya yang mainstream (umum) pada masa itu.
Kedua tren ini mengusung rancangan DIY (Do It Yourself) yang tujuannya adalah tunjukkan ekspresi khusus dan kebebasan. Beberapa item seperti jaket kulit, jeans robek- robek, dan kaos band yang dihias dengan kancing, peniti, dan juga aksesori kalung rantai cukup kondang di masa itu. Selain itu, type rambut edgy seperti Mohawk dilengkapi dengan riasan wajah yang tunjukkan rasa kekecewaan bagi mereka yang dikucilkan oleh penduduk luas.